Salah satu proyek seru yang sempet bikin kita sekeluarga huru-hara beberapa waktu kebelakang adalah proyek kolaborasi Turiskece X The Babybirds ini. Turiskece itu adalah pasangan Dhita dan Iti, dua orang tukang jalan-jalan dibalik travel blog turiskece.com.
Ide awalnya dari Dhita, yang kebetulan kita udah kenal lumayan lama. Katanya Turiskece pengen bikin sesuatu untuk jadi merchandise dari travel blog mereka. Yang namanya traveling kan identik dengan oleh-oleh alias kenang-kenangan kan ya? Jadi idenya, pengen bikin produk yang desainnya mewakili kota-kota yang pernah mereka kunjungi, sebagai kenang-kenangan kalau mereka pernah ke sana.
Idenya menarik sih. Yaaa buat saya sama Nyanya, apapun yang berhubungan sama traveling udah pasti menarik lah ahahah. Selain karena ada unsur traveling-nya, kita juga merasa tertantang untuk bikin desainnya.
Setelah diputuskan produknya adalah graphic scarf, akhirnya kita berempat, saya, Nyanya, Dhita, dan Iti mulai melakukan serangkaian creative meeting (baca: berantem ide) membahas segala rupa ide yang seringnya kebanyakan trus malah bikin kita tambah pusing. Oh, kota yang dipilih adalah Jakarta dan London. Jakarta sebagai starting point, titik awal perjalanan, dan London adalah kota berikutnya yang mau dikunjungin.
Lagi-lagi, dari sekian banyak ide yang muncul, yang selalu saya dan Nyanya pakai adalah yang paling personal buat kita. Pendekatan yang dipake adalah pendekatan dari apa yang kita rasain setiap traveling mengunjungi kota atau tempat-tempat baru.
Buat kita, mengunjungi tempat baru itu rasanya sama kaya main puzzle. Apalagi kalo bareng Rinjani. Setiap sudut kota berasa asing sekaligus familiar. Semuanya menawarkan pengalaman yang beda-beda antara yang satu sama yang lain. Dari satu area ke area yang lain beneran ga kebayang bentuknya. Kadang nyasar, tapi malah nemu sesuatu yang seru. Trus begitu semua sudut kota terjelajahi, baru berasa keharmonisannya.
Pengalaman ini yang pengen kita visualisasikan ke dalam desain. Karena ide awalnya adalah puzzle, jadi kita pake teknik cut & paste. Kita bikin city map, trus setiap wilayah dipotong-potong dan dikasih warna atau pattern yang berbeda, tapi dengan tone yang tetep harmonis. Persis kaya pengalaman kita kalo jalan-jalan ke Jakarta misalnya, walaupun isinya macem-macem, tapi secara keseluruhan feel-nya ya Jakarta.
Biar unsur travelingnya makin kuat, ilustrasi city map ini udahannya kita layout jadi desain perangko, lengkap dengan label harga dan pinggiran bergerigi khas perangko jaman dulu. Perfekto.
Selain desain city map, masing-masing kota juga dibikin desain patternnya. Jakarta dengan ilustrasi ondel-ondel, trus London juga dengan ikon-ikon khasnya. Secara keseluruhan saya sama Nyanya puas banget sih sama hasilnya. Dan yang paling menyenangkan, Dhita dan Iti juga kayanya hepi ngeliat hasilnya. Apalagi, begitu diproduksi jadi scarf, hasil printingnya pun caem sesuai ekpektasi.
Kalo mau baca cerita dari sisi mereka, silakan cek blognya di sini.
Leave a Reply