“Kamu jadi mau bikinin undangan ndak?”
“Pengen tapi takut. Itu levelnya papah Glen, bukan level anak distro.”
Itu awalnya. Dan itu adalah jawaban sejujur-jujurnya dari saya. Di satu sisi pengen banget mendapat kehormatan mendesain undangan buat seorang Ruby. Tapi di sisi lain, semua orang yang kenal dan tau siapa itu Ruby Sudoyo pasti setuju sama saya bahwa pekerjaan itu bukan level saya.
Trus kita lanjut ngobrol. Dan 15 menit kemudian saya dan Ruby udah sepakat sama satu konsep : undangan berupa kemasan teh retro bermerk Teh Tjap Mamah & Mamang.
Lah kok malah gampang dan cepat? Iya. Mungkin karena itu adalah memori yang paling melekat di kepala saya tentang mereka berdua ini. Berkumpul bersama di ruang tengah sambil bercengkerama dan menyeruput secangkir teh. Hal yang selalu kita lakukan bersama-sama. Hangat, dan intim. Kehangatan inilah yang pengen saya bagi kepada semua saudara, kerabat, dan sahabat melalui bungkusan teh eksklusif dengan merk Teh Tjap Mamah & Mamang ini.
Anyway, seharusnya saya menulis sesuatu yang berbunga-bunga buat mamang dan mamah di sini hari ini, tapi sejak kmaren kami semua yang berkumpul di Iyem B&B, saya, Nyanya, Booi, dan Budi, terlalu banyak ketawa dan bersenang-senang. Jadi saya ngga bisa fokus sama apa yang pengen saya tulis. Saya inget salah satu obrolan kami tadi malam. Kata Budi, “sebenernya besok kita ngga dateng juga ga apa-apa. Tugas kita udah selesai hahahah.”
So yeah, mission accomplished. You guys know today we’re the happiest friends.
Leave a Reply to aruCancel reply